MENTARI PAGI EDISI 597, JUMAT 09 OKTOBER 2020
Oleh : Himpunan Mahasiswa Analis Efek Universitas Mh Thamrin
View PDF
09 Oct 2020
REVIEW IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis (08/10/2020) ditutup menguat sebesar (+0.696%). Mengakhiri perdagangan IHSG pada level 5,039.142. Pada perdagangan kemarin hampir semua sektor mengalami penguatan. Sementara hanya sektor Property, Real Estate and Building Construction yang mengalami pelemahan.

Sektor yang mengalami penguatan tertinggi yaitu sektor Miscellaneous Industry sebesar (+1.78%) kemudian dilanjut oleh sektor Manufacturing yang mengikuti dengan penguatan sebesar (+1.01%). Sementara, satu-satunya sektor yang melemah tersebut mengalami pelemahan cukup dalam yaitu sektor Property, Real Estate and Building Construction dengan pelemahan sebesar (-1.10%). Pada perdagangan kemarin, tercatat sebanyak 9,492 milyar saham diperdagangkan dan mencatatkan transaksi secara keseluruhan sebesar 6,473 triliun. Kemudian pada perdagangan kemarin asing sepertinya sudah jenuh melakukan aksi jualnya, sehingga melakukan pembalikan dan melakukan aksi beli. Mencatatkan bahwa Net Foreign Buy perdagangan kemarin mencapai 49.86 Milyar  .

Hari ini kami memprediksi bahwa IHSG akan bergerak mixed cenderung menguat. Jika dilihat berdasarkan Analisa Teknikal dengan mengggunakan indikator Moving Average 5 dan 20. Karena telah terjadi persilangan Golden Cross, tetapi tidak menutup kemungkinan jika IHSG pada hari ini melemah dikarenakan oleh kondisi Indonesia saat ini. Yaitu, demo yang cukup ricuh mengenai penolakan UU CIPTAKER pada hari kemarin, bahkan kemungkinan besar hingga hari ini.

BERITA EKONOMI

Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) pada Kamis (7/10/2020) mayoritas ditutup melemah, merespons maraknya demonstrasi penolakan Undang-Undang (UU) Cipta Kerja (Ciptaker) yang berujung kericuhan pada hari ini.

Mayoritas SBN cenderung dilepas oleh investor pada hari ini, kecuali SBN tenor 1 tahun dan 20 tahun yang ramai dikoleksi investor.

Dilihat dari imbal hasilnya (yield), hampir semua SBN mengalami penguatan yield, namun tidak untuk SBN tenor 1 tahun yang mencatatkan pelemahan yield 4,6 basis poin ke level 3,762% dan yield SBN berjatuh tempo 20 tahun yang turun 0,1 basis poin ke 7,430.

Sementara itu, yield SBN dengan tenor 10 tahun yang merupakan acuan yield obligasi negara naik 0,3 basis poin ke level 6,899% pada hari ini. Yield berlawanan arah dari harga, sehingga kenaikan yield menunjukkan harga obligasi yang turun. Demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Selanjutnya, Bank Indonesia (BI) melaporkan penjualan ritel yang dicerminkan dari Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Agustus 2020 tumbuh negatif 9,2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Membaik dibandingkan Juli 2020 yang terkontraksi 12,3% YoY.

Menurut Hima AE, Aksi unjuk rasa dan mogok kerja yang telah berlangsung 2 hari terakhir hingga menimbulkan kericuhan membuat investor lebih memilih melepas SBN. Pasalnya, hal ini dapat menciptakan ketidakpastian hukum yang menjadi salah satu kekhawatiran pengusaha untuk menempatkan modalnya di suatu negara. Dimana kondisi ini akan berimbas bagi pergerakan IHSG dalam jangka pendek-menengah, sementara untuk jangka Panjang bisa memberikan dampak positif bagi investor

Penjualan ritel adalah salah satu indikator awal (leading indicator) yang bisa menerawang arah gerak ekonomi ke depan. Jika terus turun, maka bisa disimpulkan bahwa ekonomi sedang lesu, masyarakat ogah berbelanja.

Sumber: CNBC

REKOMENDASI SAHAM

Pada perdagangan Kamis, 08 Oktober 2020 PT. Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) ditutup menguat sebesar +2,59% pada harga Rp 238. Jika dilihat dari Analisis Teknikal pada perdagangan kemarin membentuk Bullish Candle yang mengindikasikan adanya potensi penguatan. Hal ini juga didukung oleh indicator MACD, Parabolic Sar dan Volume yang memiliki korelasi positif terhadap penguatan saham tersebut.

Pada perdagangan terakhir dapat dilihat bahwa harga pada saham DOID berada diatas Parabolic Sar. Yang tentunya Hal ini menandakan akan adanya tren naik.

Berikutnya, MACD pada saham DOID telah terjadi Golden Cross antara MACD Line dan Signal Line yang menandakan akan terjadinya Bullish Reversal.

Indikator-indikator diatas juga diperkuat dengan Volume perdagangan yang didominasi oleh aksi beli (Buy).

Recommendation : Buy

Target Price     : Rp 252

Stop Loss        : Rp 226

(DISCLAIMER ON)




Telah diterbitkan di

https://hima-analisefek.com/2020/10/09/mentari-pagi-edisi-597-jumat-09-oktober-2020/